SIRAMAN ROHANI
ISTIQAMAH Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah…… Sebulan penuh kita digembleng oleh Allah dengan serangkaian ibadah Ramadhan ini, hingga kita sekarang lebih ringan melakukan ibadah dan kebaikan lainnya, Semoga ini adalah pertanda bahwa ibadah puasa kita diterima oleh Allah swt. Allahuma amin. Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…. Kita bersyukur kepada Allah, bahwa Allah telah membimbing dan memberi kekuatan kepada kita sehingga kita dapat menunaikan ibadah ini sampai hari ke 29 dan insya Allah ke 30 besok. Apa yang telah laksanakan dan kita capai pada bulan Ramadhan ini, sedikit atau banyak, adalah prestasi. Mencapai prestasi adalah sesuatu yang berat dan membutuhkan perjuangan yang tidak mudah, namun yang lebih berat lagi adalah mempertahankan prestasi itu. Tugas kita selanjutnya adalah mempertahankan prestasi ini, kalau perlu meningkatkannya hingga tibanya Ramadhan yang akan dating. Bertahan atau tetap dalam kebaikan itulah yang lazim disebut sebagai istiqamah. Memang istiqamah itu mudah diucapkan namun tidak banyak orang yang dapat melakukannya. Nabi saw. Sendiri merasa bahwa perintah untuk istiqamah inilah ayng membuat beliau ubanan. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra. Berkata bahwa Abu Bakar ra. Berkomentar, “Wahai Rasulullah, baginda telah beruban.” Maka Nabi saw menjawab, “Aku dibuat ubanan oleh surat Hud, Al Waqi’ah, Al Mursalat, Amma Yatasaa-alun, dan idza syamsu kuwwirot.” (HR. Turmudzi) Dalam riwayat lain disebut bahwa sebagian sahabat bertanya, bagian mana dari surat Hud yang membuat baginda Rasul itu ubanan?Beliau menjawab, “Firman-Nya, Maka istiqamahlah engkau sebagaimana yang diperintahkan kepadamu.”(QS.Hud [11]:112) Yach….memang berat. Apalagi di jaman seperti sekarang ini, dimana ujian dan godaan semakin berat dan semakin kompleks. Saking massifnya godaan itu dan saking beratnya ujian itu hingga sebagian orang tidak bias istiqamah. Pagi beriman ntar sore kafir; sore beriman paginya sudah kafir, menjual agamanya hanya untuk mendapatkan sedikit dunia. Begitulah beratnya istiqamah, hingga ia dapat dikatakan sebagai separuh dari agama ini. Hal ini dapat kita pahami dari dialog Rasulullah saw. dengan seorang sahabat dalam riwayat berikut ini: Diriwayatkan dari Sufyan bin Abdillah At Tsaqafi berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, katakana kepadaku dalam Islam ini satu ucapan yang aku tidak perlu bertanya lagi kepada seorangpun setelah bertanya kepada baginda!’ Rasulullah saw. menjawab, ‘Katakan, ‘Aku beriman lalu istiqamah!’” Tidaklah mengherankan bila orang yang istiqamah akan mendapatkan balasan yang istimewa dari Allah swt., di dunia maupun di akhirat. Inilah yang dapat kita pahami dari firman-Nya, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Tuhan kami ialah Allah,’ kemudian mereka istiqamah (meneguhkan pendirian mereka), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, ‘Janganlah kamu takut dan jangan bersedih hati; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.’” (QS. Fushilat [41]: 30) Tapi jangan berputus asa…karena sesungguhnya Allah telah menyiapkan perangkat-perangkat tarbiyah yang diperlukan untuk menjaga keimanan kita, diantaranya adalah ibadah shalat yang dibuat sehari lima waktu, puasa juga bukan hanya di bulan Ramadhan, tapi juga da puasa-puasa sunnah, seperti yang sebaiknya kita lakukan enam hari setelah Idul Fitri. Dan yang lebih penting lagi adalah berdoa dan memohon kepada Allah agar dapat hidup istiqamah dan mati husnul khatimah. |
Komentar